27 Februari 2014
Maafkan aku.
Aku
tak bisa membayangkan bila aku harus kehilangan mereka. Aku tak bisa
membayangkan bila aku harus berpisah dengan mereka. Aku tak tahu seberapa
banyak tetesan air mata yang keluar dari tangisanku. Apa aku kuat dengan hari
itu? Apa aku tabah dengan semua itu? Aku tak benar-benar yakin untuk dapat
sabar dan kuat saat aku harus kehilangan mereka. Aku menangis.. Air mataku
tertumpah.. saat membayangkan hal itu terjadi. Aku merasa takut tidak bisa
bertemu mereka kembali. Aku merasa sedih untuk tidak bisa membahagiakan mereka. Aku takut mereka terluka dengan perbuatanku sebelum aku membuat mereka bahagia. Aku tak ingin mereka bersedih melihatku.
Aku ingin sekali
membahagiakan mereka sebelum hari-hari itu tiba. Aku ingat perjuangan,
pengorbanan, tangisan dan nasehat mereka. Mereka sangat ingin ingin melihat aku
bahagia. Mereka sangat peduli padaku. Mereka tak ingin aku gagal. Aku tahu
sekali, mereka harus mengorbankan tidur mereka, mengorbankan tenaga mereka
hanya utntuk kebahagiaanku. Aku takut sekali…
Aku takut
melihat bendera kuning dirumahku berkibar. Aku takut ada sebuah kabar aku harus
pulang ke rumah secepatnya. Aku tak ingin melihat rumahku ramai orang yang
membawa tangisan. Aku belum siap..
Aku tak bisa membayangkan,
saat kabar itu datang. Betapa aku harus menangis.. Aku tak ingin
melihat mereka terbujur kaku di ruang tamu rumahku. Aku belum siap memeluk
mereka dalam keadaan aku belum membahagiakan mereka. Apa yang ada dibenakku
kelak.. Aku tak bisa memikirkan aku berlari pulang sedangkan aku belum meminta
maaf kepada mereka. Teman-temanku hanya bisa mengatakan sabar. Tapi aapa aku
kuat?
Andai
aku bisa memilih, lebih baik aku saja yang dipanggil dahulu. Aku takut aku tak
bisa menerimanya. Aku belum cukup kuat.
Aku ingat Ayahku,
Ayahku selalu berjuang untuk kesuksesanku. Dia berjuang demi aku. Aku merasa
kasihan padanya. Aku tak ingin melihatnya kecewa. Aku tak ingin seperti anak
muda lain yang selalu meminta. Aku tak ingin seperti anak muda lain yang
mengabaikan pengorban seorang Ayah. Ayahku sangat baik.. Ayahku sangat
mulia.Aku tak ingin melihatnya pergi untuk selamanya. Aku belum memberikan
apapun kepada Ayahku. Aku belum berbalas budi kepadanya. Aku ingat
perkataannya, "Ayah sangat berjuang untuk kuliahmu, kamu berjuang, lihat
Ayah mengorbankan semuanya hanya untukmu. Jangan mengecewakan kuliahmu. Ayah
ingin melihatmu sukses. Aku terharu dalam hati aku menangis.
Aku
ingat Ibuku, seorang Ibu terbaik di dunia ini. Setiap waktu selalu
menasehatiku. Selalu berjuang demi anak-anaknya sukses. Bahkan Ibuku selalu
peduli denganku. Ibu tak ingin melihat ku gagal. Aku merasa berdosa bila
melihat Ibuku.
Ya
Allah, jangan Engkau panggil mereka terlebih dahulu. Aku belum cukup kuat. Aku
belum dapat membahagiakan mereka. Aku ingin sekali melihat mereka tersenyum dengan
keberhasilanku. Aku ingin membalas segala kebaikannya. Aku ingin melihat mereka
tersenyum dalam tangisannya. Aku tak sanggup bila Engkau harus memanggil
mereka. Aku tak ingin terpisah..
Aku
sangat beruntung terlahir dalam keluarga ini. Aku sangat bersyukur. Aku yakin
mereka saat aku sedang menulis ini, mereka tak bisa tidur, mereka tak nyenyak
tidur memikirkan diriku. Memikirkan biaya-biaya untuk keperluan anak-anaknya.
Aku tersadar mereka adalah kekayaan bagiku. Aku merasa bersyukur. Lihat teman-temanku
yang bernasib tak sama denganku. Teman-temanku harus berpisah terlebih dahulu
dengan orang tua mereka. Sedih mendengarnya.. Aku tak bisa membayangkan itu
terjadi kepadaku kelak. Bila Engkau saat memanggil Ayah dan Ibuku, Aku ingin saat
aku sudah membuat mereka merasa bahagia.
Ada
yang ingin engkau ketahui wahai Ayah, wahai Ibu, Aku sangat mencintaimu, sangat
menyayangimu. Aku takut kehilangan senyumanmu kalian. Aku takut berpisah dengan
keceriaan kalian. Aku tak ingin melihat kalian bersedih. Aku hanya ingin Ayah
Ibu bahagia dunia akherat. Aku akan selalu mendo'akan kalian. Dalam setiap
do'aku selalu ada kalian. Ayah, Ibu tenang saja. Aku akan berjuang seperti
kalian yang selalu berkorban demi diriku. Jangan pernah meninggalkanku dahulu.
Aku masih perlu dibimbing, dimanja, diarahkan. Aku tak ingin menyesal..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar